Tanaman Asing Merebak di TNBTS
|
Hamparan Verbena brasiliensis di Oro-Oro Ombo. Foto-foto: ABDI PURMONO |
Sepasang sejoli Swedia berfoto mesra di tengah hamparan Verbena brasiliensis Vell
di Oro-Oro Ombo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pada
Selasa, 4 Juni lalu. Banyak pendaki lain menyempatkan diri berpose di
sana.
Oro-Oro Ombo sejatinya pos kelima dari sepuluh rute pendakian ke Gunung Semeru, berupa dataran padang rumput (sabana) seluas sekitar 20 hektare. Verbena brasiliensis berwarna
ungu, fisiknya mirip tanaman lavender. Kombinasi warna kuning kehijauan
dan ungu membentuk lanskap indah mirip taman bunga di beberapa negara
Eropa, terutama Belanda dan Prancis.
Namun, “Ada ancaman ekologis di balik keindahan itu. Tanaman Verbena brasiliensis Vell bisa menjadi masalah serius seperti halnya Salvinia molesta (kiambang atau kayapu) yang sempat menutupi permukaan air Ranupani pada Juni-Juli tahun lalu, atau serangan akasia berduri (Acacia nilotica) di (Taman Nasional) Baluran yang sampai sekarang belum sepenuhnya teratasi.”
Demikian
disampaikan Toni Artaka, petugas Pengendali Ekosistem Hutan pada Seksi
Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Balai Besar TNBTS
kepada saya, Kamis pagi, 13 Juni 2013. “Setahu saya belum ada yang
mengekspos bahaya laten dari Verbena brasiliensis Vell.
Kebanyakan pendaki mengira itu lavender, padahal bukan. Mana tahu ada
peneliti botani yang berminat meneliti tanaman tersebut.”
Toni mendeskripsikan, Verbena brasiliensis berasal dari keluarga Verbenaceae yang
merupakan tumbuhan semak tahunan atau berumur pendek. Tanaman ini
tumbuh tegak setinggi antara 1,5 sampai 2 meter, dengan batang segi
empat seperti keluarga Verbenaceae lainnya, serta berbulu kasar di tiap persegi.
Cabang atas panjangnya 4-9 sentimeter, berpasangan, dan naik. Daun berpasangan (composit), berbentuk bulat memanjang yang sederhana dan bergerigi (serate),
dengan panjang 4-10 sentimeter dan lebar antara 0,8 sampai 2,5
sentimeter. Perbungaan silinder pada ujung cabang (terminal), umumnya 3
silinder yang berukuran antara 0,5 sampai 7 sentimeter dan berdiameter
antara 0,5 sampai 0,7 sentimeter. Bunga berwarna ungu yang muncul dari
silinder perbungaan kadang-kadang tiga kuntum bersamaan.
Verbena brasiliensis mereproduksi
diri secara seksual dengan memproduksi benih. Tanaman ini mulai tumbuh,
berbunga, hingga mengering sepanjang Januari-Agustus. “Buahnya sangat
kecil sehingga mudah sekali terpencar oleh angin, lengket di tubuh
pendaki atau lengket di tubuh binatang. Itu sebabnya penyebaran Verbena brasiliensis bisa meluas di dalam kawasan TNBTS,” kata Toni.
Sampai sekarang Toni dan kawan-kawan tidak mengetahui pasti masa kehadiran tanaman asli Amerika Selatan itu di dalam kawasan TNBTS. Di tempat asalnya Verbena brasiliensis biasa
tumbuh di padang rumput, zona riparian, daerah perkotaan dan lahan
basah. Ia biasa dijadikan sebagai tanaman hias dan dibudidayakan untuk
taman.
Meski tampak indah, kehadiran Verbena brasiliensis justru
mencemaskan. Tanaman asing ini bersifat invasif, bisa terus mendominasi
dan menguasai habitat sehingga menggusur spesies tanaman asli TNBTS,
seperti sabana di Ranu Kumbolo, Oro-Oro Ombo, Jambangan, dan Kalimati. Ekosistem pun kemudian terganggu.
Diduga Verbena brasiliensis masuk ke kawasan TNBTS pada masa kolonialisme. Berdasarkan buku Flora Pegunungan Jawa karya van Steenis yang dibaca Toni, pada masa kolonial daerah Nongkojajar di Pasuruan menjadi loji (kompleks
perumahan Belanda) dan di sana hidup seorang ahli botani yang gemar
mendatangkan jenis-jenis tumbuhan dari luar negeri, termasuk Verbena brasiliensis. “Kami menduga, tanaman itu masuk ke TNBTS akibat intervensi manusia masa itu.”
Kini, Verbena brasiliensis menyebar
hampir merata di wilayah Semeru bagian barat, di tepi jalan dari Coban
Trisula hingga Ranu Pani, padang rumput dan riparian Ranu Regulo, zona
riparian Ranu Pani, Ranu Kumbolo, sepanjang jalur pendakian Ranu
Pani-Cemoro Kandang. tanaman itu juga bisa dijumpai di sabana Bromo,
Penanjakan, dan Blok Argowulan.
“Tapi booming-nya di Oro-Oro Ombo. Luasannya sekitar seperlima dari luas Oro-Oro Ombo. Sejak bekerja tahun 2000, saya belum pernah lihat Verbena brasiliensis di luar kawasan TNBTS,” ujar dia.
Menurut Toni, penyebaran Verbena brasiliensis bisa
dikendalikan dengan cara mengisolasinya. Ia tak harus ditanam atau
dijual sebagai tanaman hias. Pemanenan bunga sebelum buahnya masak juga
dapat mengurangi resiko penyebaran biji.
Keberadaan Verbena brasiliensis bisa
pula dimusnakan dengan pembabatan dan atau mencabut tumbuhan secara
berkala sebelum musim berbunga. Pemusnahan dengan cara menggunakan
herbisida sintetik, apalagi dengan membakar, dilarang. Namun, hingga
sekarang, upaya penanggulangan tersebut belum pernah dilakukan. ABDI PURMONO